Senin, 23 Januari 2023

Pentingnya Meemperkenalkan Kebudayaan Lokal Sejak Usia Dini

 Assalamu’alaikum, Parent!๐Ÿ˜Š

Artikel kita pada hari ini akan membahas seputar tips memperkenalkan budaya local kepada anak-anak. Salah satu keuntungan menjadi seseorang yang berkebangsaan Indonesia, kita dikelilingi oleh beragam jenis kebudayaan, mulai dari bahasa, pakaian, kesenian, kebiasaan, makanan, hingga nilai dan adat istiadat yang masih berlaku di tengah masyarakat. Bagi orang dewasa keberagaman ini tentu sudah dianggap wajar ya Parent tapi beda halnya dengan anak-anak. Ketika anak-anak berjumpa dengan kawan baru atau mungkin saudara jauh yang memiliki bahasa atau dialeg yang kedengarannya asing di telinga mereka, bisa menjadi sesuatu yang mungkin dipertanyakan anak-anak. Oleh karenanya, memperkenalkan anak-anak –setidaknya dengan budaya yang ada di wilayah tempat tinggal mereka adalah sesuatu yang perlu Parent lakukan.

Pengertian budaya

Kata ‘budaya’ berasal dari bahasa Sansekerta yaitu ‘Buddayah’ Buddhi yang artinya akal dan dayah adalah daya dari budi. Bentuk lain dari kata budaya adalah kultur atau yang biasa disebut dengan culture dalam bahasa inggris. Jadi budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang yang dimiliki oleh banyak orang yang bersangkutan dengan akal. Menurut KBBI budaya artinya pikiran, akal, budi, hasil, adat istiadat atau sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan yang sukar diubah.

Budaya sendiri dapat terbentuk dari unsur dan sistem yang ada di kehidupan kita, termasuk agama, politik, ada istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunna dan karya seni. Ki Hadjar Dewantara mengemukakan bahwa kebudayaan berarti buah budi manusia adalah hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh kuat, yakni jaman dan alam yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran di dalam hidup dan penghidupan guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertib dan damai.

Photo by Ed Us on Unsplash

Penitngnya memperkenalkan budaya kepada anak sejak dini

Beberapa tahun silam, sempat ramai diberitakan mengenai beberapa item kebudayaan asli Indonesia yang di klaim oleh negara tetangga kita. Hal tersebut menjadi sebuah PR besar bagi semua warga Indonesia, termasuk orang tua dan tenaga pendidik agar anak-anak dapat dibekali sedini mungki, bukan hanya pengetahuan praktikal tapi juga mengenai kebuadayaan negara sendiri. Oleh karenanya, bagaimana pun konsep yang dianut oleh sebuah sekolah –termasuk sekolah montessori sekalipun, tujuan pendidikan PAUD –sebagaimana tujuan satuan lembaga pendidikan lainnya, harus selalu mengacu pada tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang ditetapkan dalam GBHN adalah

“… mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan nalar, keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta bertanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.”

Pada pembahasan di awal, kebudayaan menjadi salah satu area penting yang diajarkan di sekolah montessori baik yang umum maupun yang mengombinasikannya dengan Islam –termasuk Sekolah Montessori Islam Adam Hawa. Walaupun cakupan area belajar budaya dalam sekolah montessori cukup luas –bukan hanya dalam artian budaya yang berkaitan dengan seni, namun pelajaran terkait budaya Indonesia tetap menjadi salah satu kurikulum yang diajarkan di Sekolah Montessori Islam Adam Hawa.

Mengenalkan budaya bangsa kepada anak adalah salah satu cara untuk mengajarkan dan menumbuhkan kesadaran anak akan pentingnya mencintai kekayaan budaya bangsa. Anak merupakan pewaris yang akan mengambil banyak peran dalam membangun negara di masa depan. Tanggung jawab sebelum mengambil peran nyata mereka di masa depan dapat dimulai dengan menumbuhkan rasa cinta kepada tanah air melalui nilai, norma dan budaya asli negara sendiri –paling minimal adalah budaya lokal asal tempat tinggal mereka. Mereka akan memahami bahwa negara kita adalah negara yang sangat kaya akan kebudayaan dan keberagaman. Selanjutnya mereka akan belajar bagaimana saling menghargai dan toleran terhadap perbedaan tersebut.

Perkenalkan budaya, mulai dari wilayah setempat

Dalam usaha untuk memperkenalkan keberagaman budaya yang dimiliki negara kita, Parent bisa mencobanya dari kebudayaan wilayah setempat. Teknik memperkenalkannya tentu saja dengan cara yang menyenangkan, menyesuaikan dengan karakter anak yang suka bermain dan terkadang cepat bosan terhadap sesuatu. Beberapa media yang Parent bisa gunakan adalah, yang pertama buku. Parent bisa memilih cerita berupa dongeng nusantara yang saat ini masih bisa dijumpai di toko buku. Ceritakan dengan intonasi dan gerakan tubuh yang dapat menarik minat anak-anak. Akan lebih efektif jika Parent bisa melengkpainya dengan kostum ๐Ÿ˜Š. Parent juga bisa sesekali menyisipkan pantun atau peribahasa. Bagi anak-anak yang cenderung lebih aktif, Parent bisa mencoba untuk memperkenalkan kebudayaan melalui permainan tradisional. Untuk anak-anak yang memiliki jiwa seni yang tinggi, Parent boleh mencoba memperkenalkan anak-anak dengan alat musik tradisional khas provinsi di Indonesia. Beruntung kalau Parent memiliki satu alat musik tradisional sehingga anak-anak bisa sekalian belajar cara memainkannya. Jika pun tidak, Parent masih bisa kok memperlihatkannya melalui internet atau video yang menayangkan bagaimana orang memainkan alat musik tersebut.  Selain itu Parent juga dapat mengenalkan kebudayaan melalui tata-krama, kebiasaan dan nilai yang masih dijunjung tinggi di daerah setempat. Misalnya di Provinsi Sulawesi Selatan, ketika seseorang hendak kewat di hadapan orang yang sedang duduk (apalagi di hadapan orang yang lebih tua), mereka akan menundukkan badan dan berkata tabe’ atau dalam Bahasa Indonesianya berarti ‘permisi’.

Beberapa cara lain bisa Parent coba untuk mengakrabkan anak dengan kebudayaan lokal adalah dengan mengajaknya ke tempat-tempat yang sarat akan nilai sejarah dan kearifan lokal. Dalam hal ini Parent juga secara tidak langsung Parent telah menambah wawasan anak di bidang sejarah. Tempat yang dimaksud dapat berupa taman purbakala, taman wisata alam setempat, candi, keraton, museum dan situs bersejarah lainnya.

Melalui nilai-nilai kebudayaan yang telah anak-anak pelajari, Parent bukan hanya telah berkontribusi terhadap perkembangan anak namun ikut berpartisipasi menciptakan generasi yang cinta, peduli, punya empati untuk melestarikan warisan nilai luhur bangsa Indonesia.   

Sampai jumpa di artikel selanjutnya ๐Ÿ˜Š

Wassalam!

Referensi:

Kebudayaan, Ki Hajar Dewantara. 1994. Penerbit Majelis Luhur Persatuan Tamansiswa, 1994.

Mengenalkan Budaya Lokal Pada Anak Usia Dini. https://ayoguruberbagi.kemdikbud.go.id/artikel/mengenalkan-budaya-lokal-pada-anak-usia-dini/#:~:text=Memperkenalkan%20seni%20budaya%20pada%20anak,candi%20dan%20masih%20banyak%20lagi. Diakses pada Senin, 23 Januari 2023.

Mengenalkan Budaya Pada Anak Sebagai Generasi Penerus Bangsa Sejak Dini. https://blog.unnes.ac.id/hasannuriman/2015/11/25/mengenalkan-budaya-pada-anak-sebagai-generasi-penerus-bangsa-sejak-dini/. Diakses pada Senin, 23 Januari 2023.

 

 

Adam&Hawa

Author & Editor

0 comments:

Posting Komentar