Pemberian vaksin maupun imunisasi bisa
menjadi sesuatu yang menakutkan bagi anak-anak. Jika mereka masih bayi, mungkin
ketidakinginan mereka bisa diatasi dengan sedikit ‘paksaan’ dari orang tua. Namun
kondisinya tentu berbeda bagi anak-anak yang sebelumnya sudah merasakan ‘sakitnya’
disuntik –misalnya anak yang mendapatkan vaksin di bangku sekolah dasar, mereka
telah mampu mendeklarasikan rasa takut mereka terhadap vaksin selanjutnya dengan
cara merajuk, menolak secara gambalang atau bahkan mungkin dengan cara enggan
untuk datang ke sekolah.
Apa sih yang bisa dilakukan orang
tua untuk meminimalisir segala macam drama yang biasa terjadi selama masa vaksinasi
maupun imunisasi?
Kimberly Giuliano MD,
seorang dokter anak memberikan kutipan
“Sangat penting bagi anak-anak
untuk memahami bahwa apa yang orang tua lakukan untuk mereka –memberi
vaksin misalnya adalah semata untuk membantu mereka tetap sehat dan aman”
Nah dari penjelasan singkat di atas
kita garis bawahi kata kuncinya Parent, yaitu anak-anak harus tahu dan
paham bagaimana vaksin dan imunisasi memberikan mereka perlindungan. Masih di
kutip dari penjelasan dokter Kimberly Giuliano, MD, menjelaskan tentang vaksin dapat
dimulai dari beberapa aspek dibawah ini:
Vaksin membantu mereka tetap aman
“Baik itu vaksin COVID atau vaksin
lainnya, sangat
penting bagi anak-anak untuk memahami mengapa kita memberi mereka vaksin,” kata Dr. Giuliano. “Kita
tidak memberi mereka vaksin untuk ‘menjahati’ mereka, namun untuk mencegah
penyakit.”
Parent harus memberikan penjelasan kepada
anak bahwa mendapatkan vaksinasi adalah cara terbaik bagi mereka untuk dapat
kembali ke aktivitas dan pengalaman yang paling akan mereka rindukan ketika
mereka tidak melakukannya karena sakit, seperti, sekolah, kegiatan
ekstrakurikuler, perkemahan musim panas, dan liburan. Itu juga
satu-satunya cara
untuk melindungi orang lain.
https://unsplash.com/photos/0BxCCsjyUxU |
“Memvaksinasi semua orang di
sekitar mereka benar-benar membantu mencegah dan mengurangi risiko
penyebarannya satu sama lain,”
kata Dr. Giuliano.
Menyanggah rumor yang ada
Ada banyak berita dan rumor seputar
vaksin yang beredar di luar sana. Baik orang tua maupun anak-anak terkadang ‘termakan’
dengan berita tersebut tanpa benar-benar tahu yang sebenarnya.
“Tanyakan kepada anak apa yang
mereka dengar tentang vaksin sehingga sebagai orang tua, kita mengetahui dan
mengerti asal rumor tersebut,”
kata Dr. Giuliuno. “Mungkin mereka 100% setuju dengan penjelasan kita,
dan percakapan ini akan berlangsung sangat cepat dan mudah, atau mungkin mereka
memiliki beberapa pertanyaan dan kekhawatiran.”
Memberi mereka kesempatan untuk mengungkapkan pertanyaan
dan kekhawatiran
tersebut memungkinkan Parent untuk mengatasinya secara langsung. Setelah
anak mengungkapkan apa pendapat mereka tentang vaksin, peran Parent setelah
mendengarkan mereka adalah memberikan penjelasan yang sebenar-benarnya,
memberikan fakta-fakta terkait vaksin dengan cara yang sederhana, sehingga
dengan jawaban tersebut dapat meyakinkan anak bahwa Parent membuat
keputusan ini demi kesehatan dan keselamatan mereka.
Bicara tentang efek samping
Jika seseorang dalam keluarga Parent
mengalami efek samping negatif dari vaksin, seperti misalnya vaksin COVID-19 atau
jika anak mengenal orang lain yang mengalaminya, mereka mungkin takut mengalami
pengalaman serupa.
Banyak orang tidak mengalami
efek samping dari vaksin, tetapi beberapa mengalaminya; untungnya, efek
samping tersebut biasanya ringan dan berumur pendek. Berikut ini beberapa
gejala umumnya:
- Nyeri lengan.
- Kelelahan.
- Nyeri otot.
- Sakit kepala.
- Demam
dan/menggigil.
Jelaskan kepada anak bahwa potensi
efek samping apa pun, meskipun tidak diinginkan, lebih baik daripada terjangkit
penyakit yang sebenarnya.
“Saya sering menggunakan penjelasan
untuk vaksin apa pun bahwa penyakitnya jauh lebih buruk daripada suntikan yang
sebenarnya atau efek samping yang mungkin timbul dari vaksin tersebut,” kata Dr. Giuliano.
Anak mungkin dengan polosnya akan
bertanya tentang apa pengaruh vaksin terhadap tubuh mereka. Jika seperti itu, Parent
bisa membantu dengan memberi penjelasan kira-kira seperti di bawah ini:
“Bunda jelaskan pelan-pelan ya, Dek. Jadi
saat tubuh kita sedang sakit, tubuh kita akan ‘melawan’ kuman dan setelahnya kita
akan merasa lebih baik lagi. Nah, saat tubuh kita ‘melawan’ kuman yang
masuk tadi, tubuh akan mulai mengingat seperti apa rupa si kuman yang menyerang
ini. Jadi kalau kuman ini masuk lagi ke tubuh kita, tubuh kita akan langsung
kenal sama kumannya dan akan membuangnya keluar dari tubuh. Tetapi adek
tahu tidak kalau ada beberapa kuman yang sangat jahat dan tentunya kita tidak
mau kan sakit karenanya.”
“Vaksin yang ada di dalam tubuh adek akan
mengajarkan tubuh kita seperti apa kuman yang benar-benar jahat
ini. Kemudian, jika suatu hari, Qodarullah kuman itu masuk ke dalam tubuh adek,
tubuh adek sudah kenal sekali dengan kuman jahatnya dan dengan cepat melawannya.”
Menceritakan kembali tentang ‘keamanan’
vaksin
Remaja yang lebih tua mungkin
memiliki pertanyaan tentang tingkat ‘keamanan’ vaksin itu sendiri. Orang
tua dan wali adalah orang dewasa yang paling dipercaya remaja, oleh karenanya
manfaatkan peran Parent sebagai orang tua untuk membantu menghilangkan
kekhawatiran anak dengan meyakinkan mereka bahwa vaksin itu aman.
Jelaskan bahwa vaksin tidak serta
merta diberikan kepada mereka. Jelaskan bahwa sebuah vaksin harus menjalani
pengujian yang signifikan sebelum disetujui dan disebarkan kepada masyarakat,
termasuk dengan kelompok usia mereka.
Parent bisa memberi contoh dengan vaksin
covid yang mungkin sampai hari ini masih akrab di telinga anak-anak. Setelah
pengujian dan analisis yang ketat, ketiga vaksin yang disetujui oleh FDA telah
terbukti aman dan efektif. Misalnya saja vaksin COVID 19 jenis Pfizer. Sebelum
tersedia untuk umum, vaksin Pfizer telah diuji secara menyeluruh secara khusus
untuk mengetahui keamanan dan keefektifannya pada anak usia 12-15 tahun.
“Anak-anak saat ini menerima vaksin
yang sama persis dengan orang dewasa, tanpa perbedaan dosis atau kandungan,” Dr. Giuliano menjelaskan. “Tidak
ada risiko tambahan, dan anak-anak mentolerir vaksin Pfizer sangat mirip dengan
orang dewasa dalam hal efektivitas dan keamanan.”
Persiapkan mereka untuk hari pemberian
vaksin
“Cara terbaik mempersiapkan anak
untuk vaksin adalah memberi tahu mereka apa yang akan terjadi,” kata Dr. Giuliano.
Bicarakan apa yang akan terjadi pada
hari ketika anak-anak akan menerima vaksin pertama mereka, termasuk di mana
mereka akan mendapatkannya, bagaimana segala sesuatunya akan bekerja dan berapa
lama waktu yang dibutuhkan.
Dan meskipun Parent mungkin
tergoda untuk memberi anak pereda nyeri sebelum menerima vaksin, Dr. Giuliano
menyarankan untuk tidak melakukannya, karena obat tersebut menurunkan respons
antibodi tubuh.
“Agar vaksin menjadi paling manjur,
sebaiknya kita tidak mengganggu apa yang dilakukan tubuh kita,” katanya.
Setelah mendapatkan penjelasan yang
panjang dari Parent anak-anak mungkin akan masih merasa gugup dan
takut, apalagi jika itu merupakan pemberian vaksin pertama mereka. Parent boleh
memberikan afirmasi seperti dibawah ini:
“Bunda paham kok kalau adek gugup tentang
suntikan dan itu sangat normal. Bunda juga dulunya takut sebelum di
vaksin. Bunda juga sebenarnya tidak suka dengan rasa suntikannya. Tapi beruntungnya,
sakitnya juga cepat hilang kok, dek. Jadi waktu itu, bunda coba bernapas
perlahan. Saat itu bunda juga coba untuk ingat dengan momen-momen menyenangkan,
jadinya rasa suntikannya bisa berkurang. Tidak apa-apa ya dek. Adek pasti bisa.
Bunda akan menemani adek selama vaksin nanti, jadi jangan khawatir lagi,
ya!”
https://unsplash.com/photos/TDoPeUSOD1c
Ceritakan pengalaman Parent!
Orang dewasa yang sudah divaksinasi
dapat dijadikan sebagai ‘iklan berjalan’ untuk vaksin tersebut.
“Bagikan kisah vaksin Anda sendiri
dengan mereka,”
kata Dr. Giuliano. “Berbagi dengan mereka pentingnya vaksin: bagaimana
vaksin itu aman, efektif, dan dapat membantu kita kembali ke apa yang kita
dambakan dalam kehidupan normal.”
Referensi:
How to Talk to Your
Kids About Getting Vaccinated. https://health.clevelandclinic.org/how-to-talk-to-your-kids-about-getting-vaccinated/.
Diakses pada 17 Februari 2023
Florence, C. Blog PBs Kids – for Parents. https://www.pbs.org/parents/thrive/how-to-talk-to-your-child-about-vaccines. Diakses pada 17 Februari 2023.